Akibatnya peserta yang merupakan paguyuban orang tua siswa
tidak dapat tahu dan membaca secara detil penyampaian kepala sekolah. Padahal
dalam berbagai kesempatan bertemu, pelatihan atau pendampingan, SDN Kleco I
yang merupakan sekolah dampingan Manajemen Transparan Akuntabel dan
Partisipatif (MANTAP) harusnya dapat merealisasikan hal tersebut.
Drs Joko Sudibyo dalam paparannya menyampaikan bahwa
kebutuhan bulanan sekolah mencapai Rp 5 juta. Sementara apabila dilihat dari
pendapatan iuran bulanan siswa @Rp 10.000 dengan jumlah total siswa 393 hanya
memperoleh Rp 3.980.000. Tingginya kebutuhan dana bulanan salah satunya untuk
memberi insentif/tambahan penghasilan guru tidak tetap yang berjumlah 8 orang
masing-masing @ Rp 250.000/bulan. “Karena aturan juklak juknis BOS membatasi
pemberian tamsil kalau dulu 20 persen sekarang hanya 15 persen. Otomatis kami
harus mencarikan dari sumber lain” ujarnya.
Merespon penjelasan itu, salah satu perwakilan paguyuban
menanyakan niat awal pengumpulan iuran itu diharapkan untuk membayar tenaga
kebersihan. Namun malah dialihfungsikan untuk yang lain sehingga orang tua
siswa masih harus mengeluarkan biaya untuk membersihkan kelas.
Atas pertanyaan itu, Joko mengaku tidak bisa apa-apa sebab sekolah
tidak bisa bebas melakukan perekrutan tenaga bahkan untuk mengontrak
outsourcing. Tenaga kebersihan yang ada hanya 1 dan dibantu 1 orang pekerja
lepas yang kadang dipanggil. Urusan mereka juga berbeda, 1 orang sudah memiliki
SK dari dinas mengurus halaman, ruang guru, toilet, ruang perpustakaan dan
lainnya. Sedangkan tenaga mengurus kelas yang kadang tidak tuntas dikerjakan
dikarenakan waktu. Tidak hanya tenaga kebersihan, saat ini SDN Kleco juga
kekurangan guru agama Islam sehingga pembelajaran tidak efektif.
Sayangnya kepala sekolah tidak membagikan Rencana Kerja
Anggaran Sekolah seperti yang diatur dalam Juklak Juknis BOS sehingga dapat
dikritisi bersama dan dicarikan jalan keluar. Pembicaraan juga didominasi oleh
kepala sekolah yang secara keseluruhan menghabiskan waktu 80 persen sendiri.
Pembicaraan kemudian dialihkan pada kegiatan jeda semester
yakni rencana studi wisata. Kepala sekolah berpesan tiap ortu siswa harus
menandatangani surat pernyataan kesadaran diri dan bukan karena terpaksa ikut
studi wisata. Segala proses persiapan, tujuan maupun iuran murni dibahas antara
paguyuban dan orang tua siswa serta berjanji tidak akan menimbulkan konsekuensi
ke kepala sekolah maupun sekolah apabila muncul masalah dikemudian hari.
Paguyuban juga diminta membuat proposal karena Dikpora meminta sekolah yang
memanfaatkan jeda semester untuk kunjungan mengumpulkan proposal serta
pernyataan tidak ada paksaan dari sekolah.
Dari proses diatas, komite sekolah yang hadir diberi
kesempatan pada jelang akhir untuk menanggapi. Trijono mengemukakan rencananya
untuk segera melakukan regenerasi karena periodisasi akan segera berakhir.
Sayangnya moment ini tidak dijadikan ajang untuk memberi masukan pada sekolah.
Sementara itu Nino Histiraludin dari YSKK menekankan
pentingnya transparansi anggaran. “Jika memang sekolah mendapat Rp 3.930.000
sedangkan kebutuhan mencapai Rp 5 juta harus dicari formula dan dibicarakan
bersama. Disini peran komite maupun paguyuban menjadi penting. Sekolah sudah
menyampaikan kebutuhan dan kekurangannya, silahkan bagaimana paguyuban
menyikapi hal itu” tandasnya.
Pertemuan tersebut diinisiasi sendiri oleh sekolah dan
bertajuk Koordinasi sekolah dengan paguyuban. YSKK diundang pada hari H
sehingga tidak mengetahui koordinasi tentang apa, siapa saja yang diundang
bahkan tidak mendapat bahan apapun. Tetapi setidaknya dalam pertemuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa kesadaran pihak sekolah melakukan transparansi,
akuntabilitas hingga pelibatan paguyuban serta komite sekolah dalam manajemen
sekolah masih jauh panggang dari api. Membumikan TAP di tingkat sekolah memang
tidak mudah. Bahkan menurut salah satu kolega YSKK menyatakan perubahan di
sekolah dapat dicapai apabila kepala sekolah mempunyai komitmen, tanpa itu
tidak akan terealisasi.
Paska pertemuan, komite, sekolah dan YSKK kemudian
mendiskusikan kapan diadakan acara capacity building paguyuban kelas tentang
BOS serta pembentukan panitia pergantian komite sekolah. Disepakatilah hari
Sabtu (1/10) diadakan pertemuan tentang hal itu.
0 komentar:
Posting Komentar