Senin, 19 November 2007

Dewan Monitoring Bansos 135 M

|0 komentar
dprdkutaikartanegara.go.id - 19/11/2007 11:40 WITA

UNTUK tahun anggaran 2007 Pemkab Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menganggarkan Bantuan sosial (Bansos) sebesar Rp 153 miliar. Padahal seperti pernah diberitakan sebelumnya, bahwa permohonan yang masuk ke bagian sosial telah melebihi Rp 153 miliar, yakni sekitar Rp 4,9 triliun.

Menyikapi besarnya permohonan yang masuk dan sekaligus mengefektifkan penyaluran Bansos, beberapa anggota DPRD Kukar meminta Pemkab, khususnya bagian kesejahteraan sosial (Kesra) agar lebih selektif menyaring dan menyalurkan bantuan untuk masyarakat itu.

Besarnya permohonan yang masuk tersebut telah menunjukan masih besarnya pula ketergantuangan masyarakat terhadap pemerintah daerah ini. Perihal inilah yang juga menjadi keheranan sejumlah anggota dewan Kukar.

H Ali Hamdi ZA SAg, Ketua Komisi IV, mengatakan, besarnya permohonan yang masuk ke bagian sosial tersebut tidak saja menunjukan masyarakat daerah ini masih menggantung pada pemerintah. Tapi juga menggambarkan lemahnya daya kemandirian masyarakat. �Ini memang persoalan yang sedang dihadapi pemerintah,� ujarnya, beberapa waktu lalu, di Ruang Komisi IV Kantor DPRD Kukar.

Menurut dia, besarnya permohonan yang masuk tersebut tidak semuanya mudah dikabulkan. Ada mekanisme dan evaluasi segala berkas yang masuk. �Ini dimaksudkan agar tidak terjadinya penyimpangan dan kesalahan dalam penyaluran dana,� kata Ali.

Lebih lanjut, Ali menjelaskan, bahwa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 Tahun 2006 menyangkut persoalan bansos, �Bantuan sosial dalam penyalurannya tidak bolah diberikan secara berturut-turut�.

Itu sebabnya, agar tidak terjadi pemberian bantuan yang terulang-ulang dengan nama orang atau lembaga yang sama, anggota dewan yang paling intens menyorot soal penyaluran Bansos di Kukar itu, menyarankan, agar pihak bagian sosial memiliki database yang dapat menghindari meledaknya permohonan yang masuk.

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, penyaluran Bansos di daerah ini sempat mendapat sorotan tersendiri dari banyak kalangan. Tidak saja karena penyalurannya yang masih kurang tepat, tapi juga kurang transparannya pemberian bantuan untuk kesejahteraan masyarakat itu, menyebabkan Bansos kerapkali menyimpang dari program pembangunan.

Muhammad Histiraludin, pengamat ekonomi dari German Technical Cooperation (GTZ) Kaltim, mengungkapkan, besarnya pemohon Bansos yang seharusnya setiap tahun menurun pemohonnya, tidak dapat dilepaskan dari ketiadaan aturan yang jelas. �Harusnya ada aturan yang jelas dibuat pemerintah daerah ini menyangkut mekanisme pemberian Bansos,� ujarnya.

Dijelaskannya, dalam Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 45 ayat 2 menyebutkan: �Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan secara tidak terus-menerus/tidak berulang seperti tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelasan peruntukannya�.

Histiraludin juga mengatakan, harusnya Permendagri tersebut dijabarkan dalam SK Bupati dan peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang hal tersebut. �Ini penting untuk diketahui masyarakat sekaligus menghindari terjadinya penyaluran Bansos yang terulang-ulang pada satu lembaga,� tandasnya.

Sementara itu, G Asman Gilir menilai penyaluran Bansos di daerah ini masih senjang. Sekretaris Komisi IV itu, meminta, agar Pemkab lebih memperbaiki sistem penganggaran dan penyaluran bantuan untuk masyarakat tersebut. �Ini dimaksudkan agar tunjuan pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan masyarakat tepat sasaran,� kata Asman kepada wartawan. (gu2n)

Source : http://www.dprdkutaikartanegara.go.id/bacawarta.php?id=938

Kamis, 09 Agustus 2007

Diskusi Alokasi Dana Desa

|0 komentar
Diskusi ADD

http://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=1568

Minggu, 15 Juli 2007

Cara DINGIN (Menghitung dengan Pembandingan Indikator)

|0 komentar
Teknik Penyusunan Daftar Skala Prioritas yang lain yakni dengan menghitung pembandingan indikator. Tentu saja syaratnya indikator untuk penilaian terhadap kegiatan harus ditentukan dan disepakati terlebih dahulu. Hal ini untuk mengurangi unsur subyektifitas tim yang akan melakukan penilaian. Kelebihan teknik DSP DINGIN ini yaitu segala program yang menjadi prioritas merupakan terbaik dalam hal yang berkaitan dengan indikator. Adapun langkah-langkahnya yaitu :

1.    Penyusunan DSP Permasalahan dapat dilakukan dengan metode diskusi atau musyawarah.  Dalam melakukan DSP Permasalahan, perlu mempertimbangkan 8 indikator yakni
a.    Peningkatan kesejahteraan hidup warga terutama ekonomi lemah
b.    Hal-hal yang merupakan kebutuhan/berdampak pada masyarakat luas
c.    Dampak negatif yang akan timbul jika masalah tersebut tidak segera ditangani baik jangka pendek maupun jangka panjang
d.    Hubungan sebab-akibat dengan prioritas yang lain
e.    Melindungi/Memberi Kebutuhan perempuan
f.    Mampu menjaga kelestarian lingkungan
g.    Berkaitan dengan wilayah atau pihak lain
h.    Sesuai dengan Visi Misi Desa

2.    Tempelkan plano FORM I DSP Permasalahan RT yang sudah diisi peringkat permasalahannya.

Proses Fasilitasi
Langkah-Langkah:
1.    Ajak peserta untuk melihat kembali pemetaan permasalahan.
2.    Ajak peserta untuk membahas permasalahan-permasalahan tersebut dengan mempertimbangkan salah satu atau beberapa indicator di atas.
3.    Jika diskusi atau musyawarah tidak berjalan dengan baik, maka dapat dilakukan dengan menggunakan metaplan (kertas tertutup).
a.    Setiap peserta diberi metaplan atau kertas
b.    Ajak peserta untuk menulis berdasarkan pertimbangan mereka, berdasarkan pada 8 acuan di atas, mana diantara permasalahan yang ada di plano permasalahan per bidang yang dianggap prioritas untuk segera ditangani.
c.    Kumpulkan metaplan atau kertas tersebut
d.    Bacakan masing-masing metaplan sekaligus menghitung permasalahan mana yang paling banyak ditulis peserta
4.    Lakukan konfirmasi ulang dan minta persetujuan peserta.
5.    Tulis rumusan  permasalahan mulai dari yang terbanyak
6.    Rumusan DSP Permasalahan ditulis dengan KALIMAT NEGATIF.
7.    Setelah selesai membuat DSP Permasalahan 4 bidang (tergantung pembidangan yang disepakati), dapat ditulis dalam Lembar 1 seperti diatas

Teknik Matriks

|0 komentar
Cara matriks ini untuk menghitung atau memilih sebetulnya masalah-masalah apa yang prioritas ditangani dibanding masalah yang lain. Cuma catatannya bahwa masalah yang disandingkan sesuai dengan pembidangan, misalnya bidang ekonomi, social budaya, Fisik Prasarana dan Umum. Penting untuk diperhatikan adalah bahwa segala masalah mengenai pembuatan gedung atau proyek fisik tidak otomatis masuk dalam bidang fisik prasarana.

Contohnya renovasi sekolah. Masalah tersebut adalah masalah pendidikan yang masuk dalam bidang social budaya. Sebab apabila lintas bidang digabungkan akan terjadi bias prioritas.Langkah-Langkah:
a.    Tempel dan paparkan Matriks  DSP Permasalahan
a.    Jelaskan bagaimana cara melakukan pemilihan masalah yang dianggap penting
b.    Pengukuran nilai pembobotan dilakukan dengan membandingkan berdasarkan hubungan sebab-akibat yang dapat dimungkinkan terjadi di antara dua masalah yang sedang dibandingkan bobotnya.
(Contoh: Perkelahian remaja tidak dapat menyebabkan munculnya perjudian remaja, tetapi sebaliknya perjudian dapat memicu atau mengakibatkan kenakalan remaja.)

c.    Pengisian kolom, dilakukan berurutan, dengan cara pemberian nilai  1 dan 0 yang mengacu pada masalah di baris kiri ke kolom. Yang merupakan prioritas diberi nilai 1 dan nilai 0 diberikan pada yang bukan prioritas.
d.    Isi Kolom dan baris berdasarkan hasil identifikasi permasalahan.
e.    Contoh:
Membandingkan masalah Kenakalan Remaja (1) dengan masalah-masalah di kolom (B) = Perjudian, (C) SDM Perempuan Rendah, (D), Karang Taruna Pasif. Jika disepakati bahwa antara (1) dengan (B) diprioritaskan Kenakalan Remaja (1) maka kolom 1B diberi nilai 1 sedangkan sebaliknya kolom 2A diberi nilai 0. Selanjutnya, jika antara Kenalakan Remaja (1) dengan SDM Perempuan Rendah (C) diprioritaskan Kenakalan Remaja (1), maka kolom (1C) diberi nilai 1, sedangkan kolom 3A diberi nilai 0.  Dan seterusnya.

f.    Jumlahkan nilai ke kanan. Apabila terjadi pengisian yang tidak konsisten, maka dipastikan akan ada nilai yang sama. Jika demikian, maka pengisian harus diulang.
g.    Nilai terbanyak merupakan masalah yang perlu segera ditangani (DSP Permasalahan).
h.    Tulis rumusan Permasalahan mulai dari nilai yang tertinggi.
i.    Rumusan DSP Permasalah tersebut ditulis dengan KALIMAT NEGATIF.
j.    Setelah selesai membuat DSP Permasalahan 4 bidang (tergantung pembidangan yang disepakati), dapat ditulis dalam Lembar 1 berikut:

Sabtu, 16 Juni 2007

Tenaga Outsourcing Tutupi Kekurangan PNS

|0 komentar
Sumber : Solopos Cetak 15 Juni 2007

Kepemimpinan Untung memang menjadi pembicaraan ditingkat nasional dengan beberapa inovasinya. Kini dia mengagendakan perekrutan tenaga outsourcing guna mencukupi kekurangan tenaga pegawai. Bila melalui formasi PNS maka akan membutuhkan waktu. Dan pengadaan CPNS harus dikonsultasikan pada BKN serta KemenPAN.

Hanya saja terobosan ini harus clear supaya dimasa mendatang tidak timbul masalah. Terobosan ini patut diapresiasi karena dengan anggaran yang tidak begitu besar diharapkan berdampak positif. Disisi lain, tenaga outsourcing yang direkrut harus benar-benar profesional agar tujuan bisa tercapai. Semoga tidak ada permainan dalam perekrutan tenaga outsourcing.

Kamis, 17 Mei 2007

Raport Merah Bupati Sukoharjo

|0 komentar

Problem wilayah di Sukoharjo cukup komplek dan DPRD mampu menyoroti hal itu dengan jernih sehingga pada saat penyampaian LKPj Tahun 2007 mereka memberi raport merah. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi karena suara mayoritas merupakan kursi milik bupati. Sayangnya bupati tidak serius menanggapinya dengan mewakilkan pada wabup untuk membacakan LKPj tersebut.

Ini sebuah pembelajaran politik yang cukup bagus. Wakil rakyat harus secara lantang menyuarakan kebenaran. Pernyataan raport merah setidaknya memberi dampak psikologis bagi jalannya pemerintahan. Yang perlu ditunggu adalah apakah periode tahun depan akan bisa lebih baik atau sama saja?

Rabu, 04 April 2007

Segera Atasi Kemiskinan Di Wonogiri

|0 komentar
Sumber : Solopos cetak 3 April 2007

Kemiskinan yang terus melonjak di Wonogiri harus segera diakhiri. Dengan problem kekeringan yang rutin dan kekurangan air bagi sebagian warga harus menjadi perhatian serius. Naiknya jumlah warga miskin dari Tahun 2005 hingga 2007 yang mencapai 1,2 juta jiwa perlu segera ditangani agar tidak bertambah parah. Sayangnya bupati tak banyak memiliki program pro poor sehingga jumlah warga miskin terus bertambah.

Inovasi sangat diperlukan guna menangani persoalan kemiskinan. Lahan-lahan di Wonogiri sebenarnya cukup potensial untuk ditingkatkan produktifitasnya. Pemda tak boleh hanya berorientasi pada program yang bombastis namun minim dampak. Tujuan penyelenggaraan otonomi daerah adalah meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.

Kamis, 22 Maret 2007

Hindari Penyimpangan APBD, PMII Gelar Pelatihan Advokasi Anggaran

|0 komentar
Pelatihan advokasi digelar untuk menghindari distorsi anggaran
Menuju pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang transparan dan aspiratif, Pengurus Cabang (PC) Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kukar menggelar pelatihan advokasi anggaran.

Pelatihan yang dipusatkan di Gedung Panti Sosial Tenggarong itu, diselanggarakan bersama Lembaga Advokasi Anggaran (L2A) Kukar, dengan menghadirkan pembicara dari panitia anggaran (Panggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) daerah ini, Drs HM Irkham, Toto Heru Subroto dari Bappeda Kukar, M Histiraluddin konsultan eksekutif Pemkab Kukar dari General Technical Coorporation (GTZ), dan beberapa aktivis Pokja 30 Kalimantan Timur (Kaltim).

Rusmana Ishaq, Ketua Panitia Pelaksana pelatihan advokasi, itu memaparkan, Rabu (21/3), tujuan kegiatan pelatihan adalah sebagai upaya membuka wawasan para pengurus dan aktivis PMII cabang Kukar mengenai perencanaan dan penyususnan anggaran. �Selama ini, seperti diketahui proses penyusunan anggaran di daerah ini masih belum bisa dikatakan transparan,� ungkapnya. Menurutnya, penyusunan anggaran tanpa pendampingan publik rentan menimbulkan distrosi yang tentu saja dampaknya sangat merugikan masyarakat.

Rawannya penyimpangan anggaran di tingkat elit politik dan penyusun anggaran memang bisa saja terjadi. Hal ini yang kemudian memunculkan pelayanan publik menjadi buntu dan rentan terjadinya pembohongan.

Dikatakan Rusmana, berangkat dari pesoalan itu, PC PMII menyadari perlu adanya pelatihan advokasi sebagai modal gerakan pendampingan di tingkat masyarakat. Sebab pada hakekatnya, sebuah perubahan hanya bisa dilakukan oleh masyarakat sendiri. �Itu karenanya, kami menggelar pelatihan pendampingan yang intinya untuk menggugah kesadaran publik mengenai penyusunan anggaran yang transparan dan apsiratif,� ucapnya.

Sementara itu, Ketua PC PMII Kukar, Junaidi, mengatakan, perlunya pelatihan advokasi anggaran tersebut adalah sebagai usaha menyadarkan publik, bahwa peran dan fungsi anggaran yang merupakan materilnya politik pemerintah dalam menjalankan amanah rakyat harus dilakukan secara terbuka.�Ini penting, agar distorsi terhadap anggaran tidak terjadi,� jelasnya.

Dijelaskan, disamping membuka cakrawala pengurus dan aktivis PMII, pelatihan ini juga diarahkan kepada kepentingan masyarakat. Karena sudah saatnya mesyarakat harus mengerti apa dan bagaimana proses penganggaran yang dilakukan Panggar. �Setidaknya dengan pelatihan ini, upaya advokasi perencanaan dan penyusunan anggaran oleh pihak terkait dapat diketahui jelas dan transparan oleh pubik,� kata Junaidi, yang juga aktivis LSM Barisan Oposisi Murni (BOM), itu.

Terkait dengan penyusunan anggaran, Junadi juga mengharapkan, agar tidak terjadinya penyimpangan mengenai penggunaan dan penyaluran dana APBD, hendaknya pemerintah daerah membuat papan atau poster transparansi anggaran yang dipajang di kantor-kantor dinas atau dipapan publik. �Agar parisipasi publik dalam memantau anggaran juga dapat difungsikan,� ujarnya. (gu2n)

Source : http://www.dprdkutaikartanegara.go.id/bacawarta.php?id=794

Sabtu, 27 Januari 2007

Kliping Kota Solo

|0 komentar
Berita merupakan salah satu sumber karya ilmiah yang penting. Tidak saja menorehkan catatan sejarah namun berguna juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring berkembangnya waktu, media on line menjadi bagian penting dari penggunaan berita. Namun kadangkala beberapa bahan yang dicari tak diketemukan dalam media online.

Maka dari itu, simpanan berita media cetak (bisa disebut kliping) penting untuk mempelajari apa yang telah terjadi di masa lampau. Kami memiliki ratusan kliping dari media massa solopos berupa digital kliping yang bisa diakses siapapun dengan menghubungi email kami. Kliping sangat berguna bagi siapa saja mulai dari siswa, mahasiswa, peneliti, LSM atau siapapaun yang membutuhkan sebagai referensi.


Kliping ini dapat digunakan untuk tugas belajar, tugas akhir, skripsi, studi dokumen, penelitian dan berbagai kebutuhan lainnya. Kliping yang kami miliki memang hanya untuk eks karesidenan surakarta dan lebih banyak untuk kota Solo. Sementara kliping 6 kabupaten sekitarnya, kami menyimpan berita-berita penting yang menjadi isu penting seperti tentang anggaran, pendidikan, APBD dan lainnya.

Sementara untuk kota Solo, DiKlip (Digital Kliping) cukup lengkap isunya mulai dari kemiskinan, anggaran, pendidikan, kesehatan, parkir, PKL dan sebagainya. Simpanan yang sudah terkoleksi dimulai Tahun 2007 hingga 2011. Jika anda berminat, silahkan hubungi kami melalui email dan kami akan kirimkan balasan syarat mendapatkan kebutuhan anda.