Senin, 07 Maret 2011

PERLUNYA REKAYASA TRANSPORTASI KOTA SOLO


Pertumbuhan Kota Solo bisa dibilang cukup pesat dari berbagai sudut pandang. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan ekonomi, jumlah penduduk maupun banyaknya kalender kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Solo. Salah satu ciri pertumbuhan kota yang pesat adalahnya bertambah ramainya lalu lintas di jalan raya. Kini, dengan kondisi jalan yang luasnya bisa dikatakan tak bertambah baik lebar maupun panjang namun jumlah alat transportasi justru sebaliknya.

Hal ini menjadikan beberapa titik ruas jalan di Kota Solo mengalami kemacetan baik saat pagi jam kerja maupun pulang kerja. Titik kemacetan dapat terjadi di Jalan Yosodipuro (barat monument pers), Jalan Slamet Riyadi (SMP Bintang Laut dan Kerten), Jalan Kalitan, jalan Slamet Riyadi Makam Haji, Jalan Adi Sucipto (SMP dan SMU Ursulin) serta masih banyak titik lainnya. Kebanyakan factor kemacetan disebabkan membludaknya kendaraan atau adanya perlintasan kereta api.


Salah satu titik kemacetan di Solo (Gilingan)



Meski demikian, sebenarnya jika dilihat lebih jauh bertambahnya jumlah kendaraan terutama roda dua bisa dibilang biang keladi atas permasalahan ini. Akibatnya transportasi missal atau angkutan umum kondisinya kian merana. Mereka makin hari semakin tak bisa menjaring penumpang dan berakibat pada penambahan persaingan angkutan serta berkurangnya transportasi umum. Salah satu transportasi umum yang terkena dampaknya adalah becak.

Sebagai transportasi ramah lingkungan (meski sebagian menyatakan tak manusiawi juga), keberadaan becak di Kota Solo cukup memberi kontribusi yang signifikan. Sayangnya mereka ini tidak dianggap sector yang perlu diperhatikan oleh Pemkot. Hingga saat ini, kita sulit menemukan jumlah yang pas berapa sebenarnya jumlah becak di Solo. Apalagi jumlah pemilik serta tukang becak pasti akan lebih sulit ditelisik. Padahal mereka salah satu sector yang harus dilindungi.

Alasannya yakni kebanyakan sopir becak adalah kaum marginal yang perlu mendapat perlindungan baik perlindungan sosial apalagi ekonomi. Faktanya kondisi tukang becak di Solo semakin teralienasi dan menjadi penonton saja pada tumbuh kembangnya kota. Kini mereka adalah korban kebijakan atas nama pengembangan kota. Diperlukan upaya nyata dari semua pihak agar pertumbuhan kota bisa dinikmati segala lapisan masyarakat.

Paling tidak ada 4 langkah yang perlu diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pertama, Pemerintah Kota harus memiliki grand design pengembangan transportasi massal yang terintegrasi untuk jangka panjang. Integrasi disini juga melipatkan seluruh stakeholders transportasi umum (termasuk didalamnya becak). Tanpa pelibatan salah satu sector transportasi, kebijakan pengembangan kota bisa diindikasikan mendiskriminasi pihak tersebut.

Kedua, penataan kota secara matang terutama berkaitan dengan wilayah industry, perdagangan, perkantoran atau pusat bisnis, pendidikan dan lainnya. Penataan ini juga disertai media transportasi penunjang secara integrative. Penyusunan RPJP, RUTRK dan segala macam perencanaan tanpa perekayasaan transportasi dapat berdampak fatal. Salah satu contoh dibangunnya SGM (Solo Grand Mall) serta Solo Square di kawasan perkantoran menyebabkan kemacetan apalagi malam minggu.


Jalan Slamet Riyadi Solo saat lancar
Pengembangan transportasi kota juga harus disertai dengan pengendalian jumlah maupun jenis transportasi yang ada sebagai langkah ketiga yang penting dilakukan. Tanpa pengendalian armada, niscaya hanya pemilik modal saja yang dapat menguasai pertumbuhan transportasi kota. Transportasi individu juga perlu dipantau agar bisa berimbang dengan penggunaan transportasi umum. Bisa juga ambil tindakan pengurangan previledge bagi transportasi pribadi melewati jalan tertentu misalnya.




Terakhir atau keempat, perlunya penyadaran masyarakat agar juga menggunakan transportasi umum supaya kemacetan tidak bertambah parah. Diakui atau tidak, mudah dan murahnya pembelian kendaraan bermotor menyebabkan pertumbuhan armada transportasi kian pesat. Kendaraan roda 2 juga penjualannya laris dan bertambah banyak dari waktu ke waktu.

0 komentar:

Posting Komentar