
Dilihat dari pertambahannya maka Jebres menempati posisi paling banyak mencapai 4.790 pemilih diikuti Banjarsari (3.896), Laweyan (1.607), Pasar Kliwon (914) dan Serengan paling kecil atau cuma 383 pemilih. Sehingga apabila dijumlah total pemilih tahun 2014 mencapai 409.777 suara. Dan yang menggunakan suaranya sebanyak 299.790 yang terbagi atas 158.361 perempuan dan 141.424 laki-laki. Dengan demikian prosentase pemilih tidak menggunakan haknya mencapai 25 persen. Solo cukup diuntungkan karena majunya Joko Widodo membuat tugas KPU menjadi ringan.
Pencapresan Joko Widodo membuat PDI Perjuangan bekerja tidak cukup berat sedangkan bagi partai lain, harus melipatgandakan kerja mereka. Tanpa kerja keras, mereka akan banyak kehilangan kursi. Dari kondisi pemilu sebelumnya setidaknya yang cukup berpotensi kehilangan kursi adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Adapun partai lainnya seperti PKS dan PAN serta Gerindra minimal perolehan suara akan naik. Pengaruh tokoh partai di tingkat nasional untuk pemilih Solo cukup tinggi.
Hal ini dikarenakan keteladanan maupun kiprah tokoh partai politik lokal selain PDI Perjuangan tidak cukup terlihat. Bahkan hingga Joko Widodo menjadi Gubernur DKI, tidak ada tokoh partai lokal yang memanfaatkan momentum untuk mengambil inisiatif. Kebanyakan mencari amannya saja.dan itu bisa dilihat dari kondisi perpolitikan Solo tidak dinamis. Hingga sekarang tidak ada manuver politik yang cerdas untuk mengkritisi pemerintahan daerah. Justru dengan demikian parpol selain PDI Perjuangan yang malah dirugikan.
0 komentar:
Posting Komentar