Dua partai terakhir yang masuk setelah undian nomor urut dilakukan yakni Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Awalnya oleh Komisi Pemilihan Umum, 2 Partai ini tidak dinyatakan lolos dalam tahap verifikasi. Kemudian mereka mengajukan banding ke MK dan dinyatakan memenuhi syarat. Berhubung 3 nomor urutan berikutnya (11, 12 dan 13) sudah dipakai partai lokal Aceh, PBB dan PKPI memperebutkan 2 nomor sisa. Persiapan mereka tentu tidak sebagus partai lainnya yang sudah dinyatakan lolos jauh-jauh hari.
Mereka sebenarnya juga bukanlah partai yang benar-benar baru. Partai Bulan Bintang didirikan pada 1998. Pernah diketuai oleh penulis pidato presiden Soeharto, Prof Yusril Ihza Mahendra dan kini dijabat mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban. Meski peran PBB dalam 5 tahun secara kepartaian tidak cukup mencolok baik jumlah kursi maupun prosentase suara. Tahun 1999 PBB mendapat suara 2 juta suara atau 1,94 persen dan mampu menduduki 13 kursi (urutan ke 6). Lima tahun berikutnya memperoleh 2,9 juta suara (2,62 persen) dengan 11 kursi namun posisi urutannya menjadi ke 8.
Kemudian tahun 2009 PBB cuma mendapat 1,79 persen (1,8 juta suara) dan tidak lolos electoral treshold sehingga tak ada 1 kursi pun diperoleh. Cukup berat berharap PBB akan meraih suara pada pemilu 2014. Ada banyak tantangan yang tentu saja hal ini tidak dialami partai lain. Sebenarnya memiliki Prof Yusril menjadi faktor menguntungkan apalagi ada beberapa kasus yang digugat oleh Prof Yusril bisa dimenangkan. Sepertinya PBB tidak cukup jeli memelihara konstituen sehingga suara makin merosot tajam.
PKPI hampir sama dengan PBB yang juga sudah didirikan sejak 1999 dan bernama PKP (minus Indonesia). Aspek yang menjadi kekuatan mereka yakni pensiunan tentara seperti layaknya Hanura juga dominan dalam partai ini. Dipimpin oleh Letjen (Purn) Sutiyoso dengan Sekjen Letjen (Purn) Yusuf Kertanegara. Pada awal berdiri hingga 2010, partai ini dikomandani oleh Jend (Purn) Edi Sudrajat. Namun 2006 Edi Sudrajat meninggal dunia dan diteruskan oleh Mutia Hatta yang sempat menduduki Menteri Pemberdayaan Perempuan (2004 - 2009).
Sejak 2010 kemudian dipimpin oleh Letjen (Purn) Sutiyoso. Sementara bila dilihat dari kiprahnya di Pemilu, tidak cukup menggembirakan. Pada Pemilu 1999 sempat mendapat 4 kursi di DPR dengan suara 1 juta. Pada 2004 perolehan suara meningkat menjadi 1,4 juta (1,26 persen) namun kursinya cuma 1 saja. Ketiga 2009 mulai diberlakukan electoral treshold, PKPI tak mendapat kursi karena suara tak memenuhi BPP bahkan total nasional 934 ribu suara.
PKPI dan PBB memiliki potensi masing-masing yang bila digerakkan secara optimal bisa menggenjot perolehan suara pada Pemilu 2014. Hanya basis potensi konstituen mereka juga mendapat saingan seperti partai Islam yang jumlahnya lebih dari 5 atau partai yang berisi veteran ada yang lain seperti Hanura maupun Demokrat. Makanya tanpa terobosan, inovasi, visi yang progressif, peluang perolehan suara apalagi kursi 2 parpol ini akan berat.
0 komentar:
Posting Komentar