Kamis, 03 April 2014

Akankah Hanura Menunjukkan Taringnya Di 2014

Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura relatif baru, bertarung di 2014 merupakan pertempuran kedua. Walaupun begitu modal yang dimiliki Hanura cukup besar dan hal ini bisa dilihat dari bergabungnya Hary Tanoesoedibyo selepas dari Nasional Demokrat. Makanya jauh hari sebelum Pemilu 2014 dilakukan, mereka sudah berani berkampanye pasangan Capres mereka yakni Wiranto yang berpasangan dengan Hary Tanoe. Meski orang baru, pemilik MNC Group langsung memegang posisi strategis sebagai Badan Pemenangan Pemilu.

Sebagai pemilik media yang cukup besar, memanfaatkan media merupakan hal yang wajar bahkan terkesan berlebihan. Entah melalui RCTI, MNC maupun Global TV. Sayangnya iklan yang muncul biasa saja tidak kreatif atau menarik. Dari sisi bentuk memang beragam, ada yang berupa kuis, memberi bantuan pada warga miskin, turut hadir dalam acara khusus seperti spesial event dan lain sebagainya. Meski masyarakat sudah bertambah cerdas, mereka optimis pilihan rakyat akan terpengaruh.

Hanura didirikan pada Tahun 2006 yang mayoritas berasal dari TNI. Sebut saja ada Jend TNI (Purn) Wiranto, Jend TNI (Purn) Fakhrul Razi, Laksamana TNI (Purn) Bernaard Kent Sondaakh, Jendr TNI (Purn) Soebagyo Hadi Siswoyo dan masih banyak lagi. Belum lagi terdapat Prof Dr Achmad Sutarmadi, Prof Dr Max Wullur, Prof Dr Azzam Sam Yassin dan lainnya. Pendirian partai ini terkait posisi Wiranto di Golkar yang tidak cukup cerah.

Pada Pemilu 2009 mereka memperoleh kursi DPR 18 buah dari suara 3,9 juta. Meski demikian 5 tahun sebelumnya Wiranto - KH Sholahudin Wahid maju menjadi Capres dari Golkar. Dengan perolehan minim itu, 2009 Wiranto menjadi Cawapres Jusuf Kalla juga dari Partai Golkar. Dengan pengalaman mumpuni, Wiranto sepertinya berusaha cukup keras meningkatkan perolehan suara Hanura. Diberbagai struktur tingkatan, kader-kader Hanura sebenarnya banyak diisi pemuda.

Sayangnya pada level nasional gerakan Hanura ini tidak cukup jelas serta merembet di daerah. Otomatis elektabilitasnya menjadi rendah. Modal kuat dengan tidak ada wakil rakyat yang terkena kasus korupsi semestinya menjadi nilai positif. Harus ada rumusan yang jelas supaya prospek partai ini bisa terdongkrak. Sebab tanpa kerja keras bisa jadi mereka akan terlibas harus memulai turut terlibat pemilu dengan partai baru.

0 komentar:

Posting Komentar