Selasa, 21 Desember 2010

Gedung DPR RI

Gedung Nusantara I
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR) didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu, Presiden Soekarno mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua Progresive Forces dalam kapitalis.

Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo.Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa Konferensi Asia-Afrika pada 19 April 1965 dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyek political venues di Komplek Senayan Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing ditetapkan dan disahkan presiden pada 22 Februari 1965. Maketnya menampakkan seluruh bangunan komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang dari Jembatan Semanggi.

Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto, nuansa danau buatan tak tampak dan bangunan komplek terlihat ketika melewati Jalan Gatot Subroto. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan luasnya menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.
Masjid di komplek DPR RI
Komplek DPR/MPR terdiri dari Gedung Utama (Nusantara) yang berbentuk kubah, Nusantara I atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman terdapat air mancur dan "Elemen Elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan sebuah Masjid. Atas amandemen Undang-undang Dasar 1945 (UUD'45), dalam Komplek DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Komplek DPR/MPR tersebut masuk dalam wilayah Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, sebelah selatan dengan Komplek Kantor Menteri Olahraga RI, Komplek Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Komplek Taman Ria Senayan, di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan Komplek Menteri Kehutanan di sebelah utaranya.

Lahan Parkir Mobil DPR RI
Pemandangan yang paling jelas saat dilihat dari Jalan Gatot Subroto di sebelah timur. Karena gelombang demokrasi, beberapa kali pintu utama pernah jebol oleh kuatnya aksi demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat sehingga pemagaran komplek DPR/MPR diperkokoh. Beberapa bangunan baru juga telah berdiri melengkapi sarana dan prasarana yang ada bagi wakil rakyat. Ada juga lahan parkir dibawah tanah. Kantin sendiri secara resmi cuma ada 2 yakni yang biasa dimanfaatkan oleh para anggota yang terdapat di Gedung Nusantara I maupun para staf dan tenaga ahli mereka (dekat parkiran sepeda motor).

Gedung Nusantara I saat ini terdiri dari 24 lantai yang digunakan oleh 9 fraksi dari 9 partai politik. Jumlah anggota DPR mencapai 560 orang, ditambah 1 orang staf atau asisten pribadi maupun tenaga ahli. Rencananya tahun 2011 akan ada penambahan 1 tenaga ahli tiap anggota DPR atau setidaknya ada 2240 orang. Jumlah sebanyak itu belum termasuk staf sekretariat fraksi, staf poksi, tenaga ahli fraksi, office boy, Pamdal atau tamu yang datang. Sebenarnya kapasitas gedung perlu diperhatikan agar tak overload serta membahayakan wakil rakyat kita. Sarana lift sebenarnya juga terbatas atau hanya ada 8 lift (4 khusus anggota dan 4 lift utk keperluan lain).



Lap sepak bola di komplek DPR RI
Nampaknya pengajuan pembangunan gedung baru DPR RI yang beberapa waktu lalu menjadi polemik kini telah diputuskan ditunda. Mereka (DPR) harus benar-benar mampu menjelaskan kenapa gedung baru diperlukan dan juga membuktikan diri bahwa kinerja mereka akan semakin membaik. Kalau supporting sistem terus menerus ditambah namun tak pernah menguntungkan masyarakat, saya prediksi penolakan keras akan bergelora kembali. Jadi, sejak dini sebaiknya disosialisasikan rencana pembangunan gedung, alasannya serta apa manfaat yang paling tidak akan didapatkan oleh masyarakat meski tidak langsung dan jangka panjang. Meski demikian, sejauh pengamatan saya ya tidak ada korelasinya pembangunan gedung dengan peningkatan kinerja meski itu berhubungan.

0 komentar:

Posting Komentar