Entah apa yang dipikirkan para pembenci Presiden Joko
Widodo, mereka hampir tak berhenti selama 3,5 tahun menghasut. Sudah berbagai
isu dilontarkan namun berhasil di klarifikasi. Keributan itu sebenarnya hanya
terjadi di media sosial karena bersumber dari akun-akun yang ga jelas dan
penebar fitnah.
Tidakkah mereka selayaknya mengerti, tahu, dan faham bahwa
telah banyak yang dilakukan oleh Jokowi? “Freeport itu memberi kita keuntungan hanya
19,5 % lebih dari 40 tahun, tidak ada yang ribut. Kita renegosiasi sudah 3
tahun belum putus untuk dapat 51 % saham. Kalau mereka tidak mau ya kita kelola
sendiri” jelas Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Jangan pernah pikir menaikkan prosentase saham itu semudah
mengucapkan dibibir. Mengapa? Sebelum keputusan diambil banyak bisik-bisik
sampai di telinga orang nomor 1 Indonesia itu akan ada konsekuensi yang
diterima. Ada cukup banyak pihak merasa terancam dengan keberlangsungan
mayoritas saham Freeport yang dimiliki mayoritas oleh Mc Moran.
Ancaman-ancaman itu juga sampai ke telinga presiden kembali
saat beliau memutuskan membubarkan Petral. Sebuah perusahaan broker dibidang
pengadaan/impor minyak meski kita sudah memiliki pertamina. Bahkan sang menteri
saat itu sampai 3 kali mengkonfirmasi kepastian keputusan presiden.
“Yakin pak mau bubarkan Petral?”
“Iya, emang kenapa?”
Lontaran pertanyaan Presiden tak terjawab bahkan saat PT
Petral sudah bubar sejak 17 Mei 2015 atau sudah 3 tahun lalu. Pun sampai saat
ini ketersediaan minyak, pasokan BBM, kebutuhan BBM hingga ke pelosok tanah air
aman-aman saja.
Jika kita tahu, 2 raksasa besar itu dimiliki oleh
orang-orang yang diakui atau tidak berkelindan diseputar kekuasaan. Soal
Freeport kita jadi tahu istilah Papa Minta Saham yang melibatkan Setya Novanto
dan Riza Chalid. Bahkan Riza sendiri kabur tak diketahui rimbanya hingga saat
ini. Yang kedua soal Petral, bisa di cek keuntungan Pertamina meningkat
drastis. Kini Pertamina sedang berinvestasi pada membangun kilang minyak
sendiri yang jauh lebih representative.
Semua yang dilakukan oleh Presiden adalah demi Indonesia.
Sudah tiga setengah tahun beliau menjabat dan ketegasan serta komitmennya tidak
diragukan lagi. Kami menemuinya pada Sabtu lalu. Nampak kantung matanya
menggelayut tebal. Beliau terlihat lelah namun sepanjang pertemuan sama sekali
tak mengeluh. Seperti ingin menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya memang demi
rakyat, demi NKRI atau demi kita semua.
Dan beliau memang Presiden Pancasilais
0 komentar:
Posting Komentar