Tanggal 9 Desember merupakan hari penting bagi beberapa wilayah yang bakal menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah. Salah satu daerah yang akan menggelar Pilkada yakni Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY. Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu lembaga yang banyak melakukan pemberdayaan masyarakat di Gunungkidul melihat peluang strategis. Kesempatan untuk mengikat komitmen antar kontestan yang bakal bertarung.
Berbalut sarasehan pendidikan, diambillah tema "Pendidikan Gunungkidul Mau dibawa Kemana?". Seperti kita tahu, Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang kondisi geografisnya beragam. Ada bibir pantai, perbukitan maupun perkampungan biasa. Sehingga membedah pendidikan merupakan hal yang cukup strategis.
Dalam pertarungan 9 desember mendatang ada 4 kandidat yang bertarung yakni Hj Badingah, S Sos yang berpasangan dengan Dr Drs Immawan Wahyudi, Benyamin Sudarmadi dengan Mustangid, H Djangkung Sudjarwadi dengan Endah Subekti dan terakhir pasangan H Subardi TS dengan Wahyu Purwanto. Dengan adanya 4 pasang calon yang bertarung menandakan bahwa Gunungkidul cukup strategis ditambah lagi potensi pariwisatanya yang tumbuh sangat pesat.
Maka dari itu, sebelum pertarungan sesungguhnya digelar YSKK menggandeng Patembayan Among Siswo (PAS) Gunungkidul merasa perlu membedah perspektif pasangan calon, mendalami visi misi serta meminta mereka mau menandatangani komitmen pada bidang pendidikan. PAS GK merupakan aliansi berbagai organisasi masyarakat yang peduli pada pendidikan di Gunungkidul baik ormas keagamaan, organisasi perempuan, senat mahasiswa, aktivis LSM, Komite Sekolah dan lainnya.
Bertempat di Balai Sewoko Prodjo, pada Jum'at 20 November 2015 diselenggarakan Sarasehan Pendidikan tersebut. Rupanya 3 kandidat melihat forum ini cukup strategis sehingga hadir dalam pertemuan, sedang sang incumbent Hj Badingah maupun Wakilnya, Immawan hingga acara selesai tidak muncul.
Berbalut sarasehan pendidikan, diambillah tema "Pendidikan Gunungkidul Mau dibawa Kemana?". Seperti kita tahu, Gunungkidul merupakan salah satu wilayah yang kondisi geografisnya beragam. Ada bibir pantai, perbukitan maupun perkampungan biasa. Sehingga membedah pendidikan merupakan hal yang cukup strategis.
Dalam pertarungan 9 desember mendatang ada 4 kandidat yang bertarung yakni Hj Badingah, S Sos yang berpasangan dengan Dr Drs Immawan Wahyudi, Benyamin Sudarmadi dengan Mustangid, H Djangkung Sudjarwadi dengan Endah Subekti dan terakhir pasangan H Subardi TS dengan Wahyu Purwanto. Dengan adanya 4 pasang calon yang bertarung menandakan bahwa Gunungkidul cukup strategis ditambah lagi potensi pariwisatanya yang tumbuh sangat pesat.
Maka dari itu, sebelum pertarungan sesungguhnya digelar YSKK menggandeng Patembayan Among Siswo (PAS) Gunungkidul merasa perlu membedah perspektif pasangan calon, mendalami visi misi serta meminta mereka mau menandatangani komitmen pada bidang pendidikan. PAS GK merupakan aliansi berbagai organisasi masyarakat yang peduli pada pendidikan di Gunungkidul baik ormas keagamaan, organisasi perempuan, senat mahasiswa, aktivis LSM, Komite Sekolah dan lainnya.
Bertempat di Balai Sewoko Prodjo, pada Jum'at 20 November 2015 diselenggarakan Sarasehan Pendidikan tersebut. Rupanya 3 kandidat melihat forum ini cukup strategis sehingga hadir dalam pertemuan, sedang sang incumbent Hj Badingah maupun Wakilnya, Immawan hingga acara selesai tidak muncul.
Benyamin Sudarmadi menekankan pada tiga hal yakni 1) Memberikan kemudahan layanan
pendidikan yang
murah dan berkualitas, termasuk pendidikan ketrampilan; 2) Mendorong
Perda Pendidikan Wajib Belajar 12
tahun (pendidikan gratis) dan memfokuskan pada
pendidikan ketrampilan sejak
jenjang SMP; 3) Membangun layanan teknologi informasi berupa
jaringan internet dan perpustakaan ditingkat desa maupun kecamatan.
Sementara H Djangkung menegaskan untuk berkomitmen 1) Peningkatan kualitas pendidikan
baik tingkat
PAUD, TK, wajib belajar 12 tahun, pendidikan non formal, mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, jaminan pendidikan; 2) Perda Pendidikan harus mampu mengakomodasi
kepentingan pendidikan daerah dan masuk dalam Prolegda 2016
dengan target 3 bulan bisa
ditetapkan; 3) Memberi jaminan keberlangsungan PAUD yang
menjadi tanggungjawab
Pemerintah Desa.
Tidak berbeda jauh, H Subardi fokus pada 1) Meningkatkan budaya belajar yang didukung
oleh fasilitas
pendidikan yang berkualitas, terjangkau dan merata bagi seluruh lapisan
masyarakat yang berbasis potensi daerah; 2) Perda Pendidikan harus diwujudkan
termasuk
mereformasi birokrasi pendidikan serta membentuk Unit Penyuluhan
Masyarakat tentang
Pentingnya Pendidikan; 3) Pendidikan harus terintegrasi
sejak SD – hingga perguruan tinggi
dan anti diskriminasi termasuk masyarakat
diffable; 4) Membangun akademi komunitas bagi
peningkatan sumberdaya pemuda.