Walaupun begitu, persebaran PAUD non TK yang sudah merata masih membutuhkan perhatian serius. Pendidikan selama ini masih difahami hanya tugas guru yang ada di sekolah dan dimulai pada jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Padahal sejak dalam kandungan, pendidikan bagi anak harus sudah dibentuk. Ini yang belum banyak diketahui masyarakat.
Disisi lain, tidak sedikit PAUD dikelola seadanya dengan alasan guru-guru yang mengajar juga hanya sambilan. Nuansa pengabdian mudah kita lihat dalam pendidikan PAUD yang berada di pedesaan maupun pelosok. Sehingga mereka butuh ditingkatkan kualitas melalui pemahaman secara menyeluruh. YSKK yang sudah bertahun-tahun mendampingi 10 PAUD, masih setia melakukan pendampingan pengajarnya.
Ilustrasi |
"Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan Standar Perkembangan dan Perkembangan Dasar (SPPD) anak usia dini yang dikategorikan kelompok umur sebagai acuan normatif: ungkap Bunda Ijah.
YSKK juga mendorong tetap diselenggarakannya parenting education, pendampingan pendidikan orang tua agar anak-anak didik tumbuh dan berkembang sesuai harapan. PE dibutuhkan untuk mensinergikan rencana pendidikan di kelas serta dirumah. Ini berbeda dengan anak usia SD, SMP dan seterusnya. Pendidikan anak usia dini akan lebih optimal dengan memahaminya orang tua terhadap target yang ditetapkan.
Antonia Satrianti dari YSKK menegaskan lembaganya berharap bisa turut mengisi PE di PAUD yang jadi dampingan. Hal itu sebagai salah satu wujud kontribusi maupun perhatian yang hingga kini masih tetap mensupport PAUD yang ada. "Nanti pengisi PE bukan hanya dari YSKK namun juga bisa diisi bunda pengajar lintas PAUD sehingga akan lebih varatif" ujar perempuan lulusan FISIP UNS.
0 komentar:
Posting Komentar