Jumat, 08 Juni 2012

Kualitas Lulusan Juga Penting, Tidak Hanya Kuantitas

Entah karena tunjangan sertifikasi atau karena sebab lain, tingkat kelulusan siswa SMP dan SMA atau sederajat di eks karesidenan Surakarta begitu tinggi. Tentu hal ini membuat masyarakat maupun pekerja pendidikan berbangga. Dari 7 kabupaten/kota yang ada, semua meluluskan diatas 98 persen. Bahkan untuk tingkat SMA semua meluluskan 99 persen sisanya.

Meski tingkat kelulusannya cukup tinggi, tiap wilayah masih menyisakan berbagai persoalan dibidang pendidikan. Salah satunya yang jadi masalah di hampir semua wilayah yakni pungutan pendidikan dan pendidikan gratis. Untuk pungutan pendidikan di sekolah negeri, hampir semuanya mengalami. Cuma ada yang melaporkan atau tidak.



Pendidikan merupakan fondasi penting bagi masa depan bangsa. Artinya tidak sekedar capaian kelulusan saja yang menjadi parameter keberhasilan pendidikan. Namun juga aspek lainnya seperti prilaku dan sosial budaya. Hal ini untuk menjaga agar kecerdasan anak-anak juga diikuti sikap arif nan bijaksana. Kecerdasan psikologis menghambat motif untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Sayangnya yang berkaitan soal hal ini sulit parameternya.

Sebab tak jarang anak-anak sekarang perilakunya tak mencerminkan memiliki budaya adi luhung. Lihat dipojok-pojok sekolah SMP apalagi SMA. Biasanya banyak yang nongkrong di warung saat jam pelajaran, merokok, ada di warnet dan beragam hal lain. Di Wonogiri juga cukup memprihatinkan, kasus pencabulan di kota gaplek tersebut cukup tinggi. Kriminalitas justru timbul dikarenakan kemajuan teknologi baik telepon seluler maupun internet.

Artinya prosentase kelulusan juga harus dibarengi dengan perbaikan kualitas anak didik. Ke 7 kabupaten/kota itu hingga kini belum memiliki grand design pendidikan bagi warganya. Padahal grand design ini cukup penting untuk membuat road map penanganan masalah pendidikan. Pendidikan bukan business as usual namun sebuah program meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Target kuantitas perlu dibarengi dengan kualitas.

Misalnya disebuah kabupaten menargetkan anak didiknya yang lulus SMA setidaknya bisa mengoperasionalkan words dan microsoft excel. Maknanya wilayah tersebut memiliki templete pengembangan pendidikan berkaitan dengan pemahaman teknologi. Rupanya tidak banyak pihak yang memahami pentingnya hal ini dan memaknai pendidikan hanya sebatas sekolah dan berjalan seperti biasa saja. Lantas untuk apa uang sertifikasi?


0 komentar:

Posting Komentar