Dai yang sudah hamper setahun ini naik rupanya terus menimbulkan
polemic. Bukan soal apa yang tidak dikuasainya tetapi justru dia mengulangi hal
yang selayaknya tidak menjadi ranahnya. Entah apa yang dibenak Abdul Somad
ketika menyampaikan soal suap syariah, suap yang diperbolehkan. Bagaimana bisa
perilaku haram diperbolehkan. Ini menandakan bahwa siapapun harus menghindari
kesombongan terutama dalam diri sendiri. Jika secara mentalitas tidak siap,
akan mudah terpeleset. Hal-hal yang sangat dijaga oleh ulama-ulama NU. Sangat
jarang para dai dari Nahdliyin terpeleset lidah sebab mereka memiliki
pengendalian diri cukup matang.
Secara materi dan metodologi sebetulnya Ustadz Abdul Somad
bagus. Dia yang berpaham ahlussunnah wal jamaah menyampaikan beberapa
khilafiyah dengan cara bagus sehingga cukup banyak digemari. Ceramah pun
disampaikan dalam bahasa sederhana diselingi dengan candaan-candaan ala
Indonesia, rakyat awam sehingga mudah ditangkap. Meski lulusan luar negeri,
beliau tidak cukup banyak berkutat soal halal haram, baik buruk, benar salah
namun menjelaskannya juga runtut. Sayangnya paska “diseret-seret” pada
kepentingan politik, sepertinya beliau lupa. Harusnya ada yang mengingatkan
bahwa ada kepentingan besar yang ingin memanfaatkan ketenarannya untuk berada
di kelompok tertentu.
Bahkan yang pantas disayangkan adalah ketika beliau bertemu
pimpinan FPI Rizieq Shihab di Arab Saudi, makin jelas siapa yang menyeret
beliau dalam pusaran. Ada 3 (tiga) momentum kepleset lidahnya UAS ketika
berceramah dan semuanya terekam bahkan dibagikan secara massif di youtube.
Pertama, statemen beliau mengomentari lepas jilbabnya Rina Nose. Semua
penjelasannya clear dan ala ahlussunnah wal jamaah, hanya sayangnya ada 2 kata
yang menurut saya tidak pantas diucapkan tokoh agama. Dua kata itu jelek dan
pesek. Soal jelek jelas, ini sangat subyektif dan mengandung nafsu untuk
merendahkan orang lain. Kedua, pesek yang menandakan bentuk hidung seseorang
atas pemberian Allah SWT. Bukankah Allah SWT menurunkan kita di bumi dalam
kondisi terbaik?
Kedua, penjelasan beliau soal penjelasan haramnya main catur
dengan alasan tidak mengingat waktu. Pak Ustadz, bukankah jelas dalam Islam
dalam hal apapun bahkan ibadah yang berlebihan itu tidak diperbolehkan? Pun
sholat seharian penuh hanya istirahat makan atau ke kamar mandi juga tidak
dianjurkan? Manusia itu makhluk social yang butuh orang lain untuk
berinteraksi, saling bantu, bekerjasama dan lain sebagainya. Kalau toh pun
catur hanya sebagai contoh mengapa tidak mencontohkan berbagai kegiatan? Bukan
hanya satu hal.
Dan yang terakhir soal materi tentang suap alias menyogok
syariah. Bukankah hal-hal yang diharamkan memang tetap tidak diperbolehkan?
Jangan dibandingkan dengan makan atau minum haram kecuali hanya pilihan itu
satu-satunya jika tidak akan mati. Kenapa? Karena jika kita tidak menyuap ala
syariahpun kita tidak akan mati. Selayaknya pilihlah penyampaian materi ceramah
yang tepat atau tidak mencampur adukkan logika atau pemahaman. Hal ini akan
banyak mengandung salah faham bahkan penyesatan yang luar biasa. Memberi contoh
dengan yang dilakukan masyarakat sehari-hari tentu dianjurkan supaya masyarakat
tahu bedanya hanya saja harus tepat.
Inilah mengapa penting para dai, ulama, tokoh agama, kyai
ketika menyampaikan tausiah perlu kehati-hatian. Ingat, ini bukan berarti kita
membenci seseorang atau individu. Fokus yang dikupas dalam tulisan ini lebih ke
kalimat yang digunakan, atau materi yang disampaikan. Seperti di awal tulisan
disebutkan, Ustadz Abdul Somad adalah dai yang bagus dalam menyampaikan materi
maupun ceramah. Tetapi tetap jika ada kesalahan patut kita ingatkan agar ke
depan beliau makin bagus berkualitas. Bisa jadi keteledoran-keteledoran begini
yang membuat beliau kemudian Hongkong memblacklist. Mari kita sama-sama benahi
dengan cara tetap berpikir kritis dan konstruktif.