Di UNS
Aksi di UNS Surakarta diikuti ratusan mahasiswa yang tergabung dalam
Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat (SMPR). Aksi itu digelar di
bolevar kampus Jl Ir Sutami yang diwarnai arak-arakan mulai pukul
09.30 dari kampus Fakultas Ekonomi menuju Kopma dan berakhir di
bolevar.
Mereka meneriakkan yel-yel ''berantas nepotisme, kolusi, korupsi, dan
tegakkan kedaulatan rakyat''. Sejumlah petugas keamanan tampak
berjaga-jaga di depan kampus, sehingga pelaku aksi tak keluar.
Bentrokan kecil terjadi saat sejumlah mahasiswa berusaha keluar
kampus, tapi dicegah petugas keamanan yang menyiapkan gas air mata.
Dengan menyanyikan lagu Maju Tak Gentar, mereka berusaha menembus
blokade petugas.
Dalam aksi itu, mereka menuntut Pemerintah untuk segera mengambil
kebijakan-kebijakan konkret demi kelangsungan ekonomi rakyat dengan
cara menurunkan harga sembilan bahan pokok. ''Merosotnya nilai rupiah
yang tidak wajar sampai timbulnya gejolak dan teror yang menimpa
bangsa ini menunjukkan bangsa Indonesia telah ditimpa malapetaka,''
kata Koordinator SMPR Anwar Hadi.
Di tengah berlangsungnya aksi keprihatinan itu timbul kericuhan,
ketika seorang mahasiswi, Yuli, pingsan. Tetapi Kapolsekta Jebres
Kapten Yusuf SH membantah Yuli pingsan. ''Sebenarnya dia pura-pura
pingsan untuk menarik perhatian. Buktinya, tak lama kemudian dia
bangun,'' kata dia.
Dalam aksi tersebut, petugas menyita tiga rol film milik pendukung
aksi. Salah satunya milik Fajar Sugianto, Mahasiswa Fakultas Sastra.
Petugas juga mengamankan Fajar ke Polsekta Jebres. Setelah dialog
antara petugas dan mahasiswa yang diwakili Histiraluddin, disepakati
aksi berakhir setelah Fajar dibebaskan.
''Dia diamankan karena tidak minta izin memotret. Selain itu,
dikhawatirkan hasil foto-foto tersebut bertujuan untuk mendiskreditkan
dan memutarbalikkan fakta,'' kata petugas. Aksi berakhir pukul 12.00,
setelah Fajar dibebaskan.
Kapolresta Surakarta Letkol Imam Suwansa SmIK yang meninjau aksi itu
mengatakan, sebenarnya aksi tersebut tidak perlu terjadi, karena apa
yang dituntut mahasiswa sudah ada yang mengurus. ''Sebagai
intelektual, seharusnya mereka mengerti apa yang sedang diupayakan
Pemerintah dalam menangani krisis yang terjadi.''
Pemerintah, menurut dia, sudah melakukan upaya-upaya terbaik. ''Jadi
tidak mungkin Pemerintah menyengsarakan rakyat. Yang terpenting,
pemikiran yang baik dari mahasiswa hendaknya disalurkan sesuai dengan
prosedur, bukan dengan menggelar aksi jalanan seperti itu,'' tandas
dia.